File 09 - Pemeriksaan Darurat pada Pasien Anak yang Mengalami Trauma

PENDAHULUAN 
     Trauma pada anak lebih sering terjadi dibandingkan dengan pada orang dewasa. Dalam masa pertumbuhannya anak sering sekali mengalami trauma khususnya trauma fisik. Pada masa dimana anak mulai melakukan aktivitas-aktivitas fisik seperti merangkak, belajar berjalan, memanjat, bersepeda, dan melakukan olahraga yang beresiko terjadinya trama fisik. Trauma ini sering melibatkan wajah, gigi-gigi susu maupun gigi-gigi permanen muda anak. Terjadi fraktur atau beberapa keadaan lainnya pada gigi-gigi tersebut dapat menimbulkan kepanikan bagi orang tua dan anak sehingga mereka akan segera mengunjungi praktek dokter gigi ataupun rumah sakit terdekat. 1
     Prevalensi trauma pada anak yaitu anak laki-laki lebih tinggi dan lebih rentan terkena daripada anak perempuan dengan rasio 7:2. Pada usia 5 tahun, sekitar 30-40% anak laki-laki dan 16-30% anak perempuan akan mengalami trauma pada giginya. Sedangkan pada usia 12 tahun untuk gigi permanen yaitu 12-33% untuk anak laki-laki dan 19% untuk anak perempuan. Hal ini banyak berkaitan dengan aktivitas anak yang lebih cenderung mengakibatkan trauma seperti jatuh, kecelakaan saat berolah raga, dan juga saat berkelahi dengan temannya. Selain itu, pada usia prasekolah, cedera kepala terjadi sekitar 40% dari cedera pada tubuh. Dan dari seluruh cedera kepala tersebut, cedera pada rongga mulut merupakan yang tersering yaitu sekitar 18% dari cedera pada tubuh terlihat pada rongga mulut anak usia 0-6 tahun. Usia 2-4 tahun merupakan puncak usia terjadinya cedera pada gigi susu yaitu saat anak senang untuk bereksplorasi dan usia 7-10 tahun merupakan puncak usia cedera pada gigi permanen yang sering terjadi akibat terjatuh saat bermain. 2,3